Total Jendela Terbuka

Minggu, 14 September 2014

Laporan KKN (Part 2)

LAPORAN KKN (Part 2)

BAB III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
LOKASI KKN REGULER

3.1 Potensi Masyarakat
            Desa Wonualaku dan Desa Lambopini pada hakikatnya adalah dua desa yang bersaudara karena lahir dari pemekaran desa yang sama yakni Desa Ulu Kalo.Sehingga tidak heran jika potensi dan permasalahan di dua desa tersebut relatif sama. Kedua desa tersebut adalah desa yang berada di pinggir Teluk Bone dan deretan pegunungan Mekongga yang diselimuti oleh kebun kakao dan cengkeh. Daerah ini juga merupakan perlintasan rute trans Sulawesi. Kondisi geografis yang cukup baik tersebut dimanfaatkan oleh warga dengan bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Meskipun tidak jarang juga ada yang berprofesi sebagai pengusaha dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
            Kondisi geografis dan curah hujan yang cukup baik membuat sumber daya di dua desa ini cukup melimpah. Komoditi utama desa tersebut adalah komoditi cengkeh, kakao, dan kelapa.Cengkeh dan kakao dijual sebagai bahan kering yang siap dijual. Adapun kelapa dijadikan sebagai konsumsi rumah tangga, pembuatan santan, pembuatan minyak rumah tangga, dan penjualan kering untuk bahan pembuatan koprah. Ketiga komoditi tersebut cukup melimpah sehingga hampir seluruh daerah di dua desa diselimuti perkebunan ketiga komoditi tersebut.
            Potensi lain yang cukup baik adalah dari segi persawahan, kelautan, dan pertambakan warga. Sehingga tidak heran jika ratusan hektar dijadikan sebagai lahan perkebunan warga dan lebihnya untuk pertambakan, perkebunan, perkantoran dan perumahan warga.
3.2 Permasalahan
Suatu daerah tentunya tidak terlepas dari hambatan dan permasalahan dalam bidang apapun, termasuk pula Desa Wonualaku dan Desa Lambopini. Pada bidang transportasi, masyarakat masih kesulitan dalam pengangkutan hasil panen karena jalan usaha tani yang belum semua terakses dengan baik. Selain itu, sarana air bersih yang sumbernya masih minim, sarana prasarana perkantoran yang masih butuh perhatian, jumlah pengajar dan muballigh yang masih kurang, serta pengolahan sumber daya alam yang masih terbatas membuat pengembangan masyarakat masih belum maksimal. Padahal dengan potensi yang cukup luar biasa tersebut, sudah seharusnya dapat menciptakan masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.
3.3 Program Kerja
Adapun program kerja mahasiswa KKN di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini adalah program kerja yang disusun berdasarkan bidang keahlian mahasiswa, permasalahan yang ada di masyarakat, serta usia dari objek atau sasaran program kerja. Hal itu dirancang setelah melalui proses pembuatan program kerja awal dan program kerja paten kelompok KKN Desa Wonualaku.
Adapun pelaksanaan program kerja kami terbagi dalam :
a)      Kegiatan awal :
1.      Survey kondisi masyarakat Desa Wonualaku dan Desa Lambopini
2.      Sosialisasi dengan jama’ah Masjid Al Hidayah Desa Wonualaku dan jama’ah Masjid Babusalam Desa Lambopini
3.      Sosialisasi dengan warga di Kantor Desa Wonualaku dan Rumah Sekretaris Desa Lambopini
4.      Sosialisasi dengan siswa di SD Negeri 1 Lambopini.

b)     Kegiatan Pendidikan:
1.      Mengajar di SD Negeri 1 Lambopini
2.      Bimbingan belajar (Matematika, B. Inggris, dan Komputer)
3.      Konsultasi pelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA.
4.      Pelatihan gerak jalan, lomba Pelafalan UUD 1945, dan sepak bola untuk siswa SDN 1 Lambopini.
5.      Sekolah alam di areal persawahan, tambak, dan laut.
6.      Studi Wisata di tempat penggilingan padi, pembuatan koprah dan arang, dan tempat penyulingan minyak nilam.
7.      Sharing kurikulum 2013 bersama guru dan kepala sekolah SDN 1 Lambopini.
8.      Membuat Gerakan Siswa Menabung (GSM) untuk siswa sekolah dasar.

c)      Kegiatan Kerohanian :
1.      Pengaktifan Taman Pendidikan Al-Qur’an Al Hidayah Desa Wonualaku dan Taman Pendidikan Al-Qur’an Babussalam Desa Lambopini
2.      Program pembinaan umat meliputi mengisi ceramah tarwih, khutbah jum’at, Majelis Taklim Babussalam dan menjadi imam tarwih dan jum’at.
3.      Lomba Ramadhan meliputi lomba Adzan, Shalat, Tilawah, Dzikir Asma’ul Husna, dan Tahfidz Qur’an (menghafal surat-surat pendek).
4.      Pembersihan lingkungan luar dan dalam Mesjid Al Hidayah Desa Wonualaku dan Masjid Babussalam Desa Lambopini
5.      Infaq Buku Iqra untuk TPQ Al Hidayah dan TPQ Babussalam
6.      Pelatihan Dzikir Asma’ul Husna untuk persiapan lomba tingkat Kecamatan Iwoimendaa.
7.      Mengisi protokol untuk ceramah Tarwih.

d)     Kegiatan Olahraga dan Kesehatan :
1.      Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SD Negeri 1 Lambopini
2.      Mengikuti penyuluhan bersama Departemen Kesehatan Kabupaten Kolaka tentang Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan di Desa Lambopini.
3.      Partisipasi dalam lomba bayi sehat Kecamatan Iwoimendaa.
4.      Partisipasi dalam turnamen tenis meja, sepak takraw, sepak bola, dan bola voly serta turut aktif dalam kepanitiannya.
5.      Pastisipasi dalam kegiatan olahraga pagi dan sore.
6.      Pelatihan gerak jalan ibu-ibu PKK Desa Wonualaku dan Desa Lambopini
7.      Pelatihan senam SRIBU (Senam Ria Indonesia Baru) dan senam otak.
8.      Pelatihan sepak bola untuk SDN 1 Lambopini untuk persiapan turnamen sepak bola antar SD se-Kecamatan Iwoimendaa.
e)      Kegiatan Sosial dan Kemasyarakatan :
1.      Pembuatan batas antardesa, batas antardusun, papan nama rumah aparat desa, dan papan nama jalan untuk Desa Wonualaku dan Desa Lambopini.
2.      Pembuatan denah Desa Lambopini.
3.      Pembuatan selempang permanen PKK Desa Lambopini.
4.      Membantu pembuatan panggung seni 17 Agustus.
5.      Bakti sosial
6.      Mengisi acara untuk kegiatan kemasyarakatan, seperti Ta’siyah, Mappa Pacci, Pernikahan, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
7.      Membantu dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014.

f)       Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam :
1.      Pelatihan pembuatan Nata de coco.
2.      Pelatihan pembuatan minyak Virgin Coconut Oil (VCO).
3.      Pelatihan pembuatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan pembuatan kebun percontohan TOGA.
4.      Penyuluhan penyakit Kakao dan penanganannya serta penanganan Kakao pascapanen.










BAB IV
PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PROGRAM
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja
            Pelaksanaan program kerja KKN Reguler di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini terklaster dalam beberapa jenis kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan pendidikan, kegiatan kerohanian, kegiatan olahraga dan kesehatan, kegiatan sosial dan kemasyarakatan, dan kegiatan pengembangan sumber daya alam. Sebelum melaksanakan kegiatan inti, mahasiswa melakukan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat setempat dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, diskusi bersama pengurus masjid dan aparat desa, sosialisasi ke SDN 1 Lambopini, dan sosialisasi kepada seluruh warga di Kantor Desa Wonualaku dan Posko KKN Desa Lambopini.
            Kegiatan kerohanian adalah kegiatan pertama yang menjadi priorotas karena bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadhan. Setelah melalui diskusi bersama pengurus masjid, program pembinaan umat pun dimulai di hari pertama pelaksanaan KKN dan secara rutin menjadi program kerohanian. Kegiatan kerohanian di bulan Ramadhan meliputi: mengisi ceramah tarwih dan imam tarwih, mengisi Tausiyah Majelis Taklim Babussalam, berpartisipasi dalam Majelis Taklim Al Hidayah, protokoler ramadhan, Pengaktifan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an, lomba ramadhan (Adzan, Shalat, Tilawah, Dzikir Asmaul Husna, dan Hafalan Surat-Surat Pendek) dan diskusi keagamaan bersama jama’ah masjid. Pasca bulan Ramadhan, program keagamaan dilanjutkan dengan Khutbah Jum’at dan Imam Jum’at di Masjid Fastabiqul Khairat Desa Lambopini. Kegiatan kerohanian ini sangat diapresiasi oleh masyarakat mengingat Desa Wonualaku maupun Desa Lambopini memiliki masyarakat yang religius namun suplai muballigh yang masih kurang. Sehingga kehadiran mahasiswa KKN dirasakan menjadi pencerahan baru bagi dua desa tersebut.
Kegiatan rutinitas yang juga sangat penting adalah kegiatan pendidikan. Meskipun sasarannya adalah seluruh siswa SD, SMP, SMA di lingkungan desa, namun siswa SD-lah yang paling mendapatkan perhatian paling serius. Hal ini dikarenakan jumlah siswa SD di dua desa tersebut cukup banyak dan dari dua desa tersebut juga hanya terdapat sebuah sekolah yakni SDN 1 Lambopini. Kegiatan ini pun tidak hanya berfokus pada mahasiswa keguruan saja, tetapi juga dibantu oleh seluruh mahasiswa KKN lainnya.
Kegiatan pendidikan yang rutin dilakukan adalah bimbingan belajar dan mengajar di SDN 1 Lambopini dengan memperkenalkan kurikulum terbaru yakni kurikulum 2013. Menghadapi peringatan 17 Agustus, mahasiswa KKN turut aktif dalam pelatihan lomba 17 Agustus diantaranya: Lomba Dzikir Asmaul Husna, Lomba Pelafalan UUD 1945, Lomba Gerak Jalan Indah, dan Lomba Sepak Bola tingkat Kecamatan Iwoimendaa. Kurangnya jumlah guru membuat sekolah berharap besar pada partisipasi mahasiswa KKN untuk melatih secara maksimal. Sebelum perpisahan dengan siswa SDN 1 Lambopini, kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih dilaksanakan sebagai upaya menngkatkan kebersihan dan kesehatan anak. Seluruh aktivitas tersebut sangat dirasakan manfaatnya baik oleh guru, kepala sekolah, orang tua siswa, terlebih lagi pada siswa-siswi SDN 1 Lambopini.
Pada tingkat masyarakat usia remaja, mahasiswa KKN memanfaatkan momentum kegiatan 17 Agustus untuk menggali bakat remaja-remaja desa tersebut. Mulai dari pelatihan gerak jalan hingga partisipasi dalam berbagai pertandingan yang ada seperti: sepak bola, tenis meja, badminton, bola voly, sepak takraw, dan berbagai even olahraga lainnya. Pengembangan ini dilakukan dengan pelatihan, olahraga bersama dan mengikuti pertandingan sebagai sebuah tim dari desa.
Kegiatan kesehatan juga sangat vital di dua desa ini. Jumlah MCK di rumah-rumah warga yang masih minim mengakibatkan rawannya penyakit diare di daerah ini. Dari dua desa, sekitar 70 KK belum memiliki jamban sendiri. Oleh karenanya, mahasiswa pun turut berpartisipasi dalam penyuluhan Air Bersih dan Sanitasi lingkungan oleh Departemen Kesehatan Kabupaten Kolaka. Kegiatan tersebut bukanlah bersifat bantuan, tetapi sebatas penjelasan dan motivasi agar masyarakat mau membuat jamban sendiri di rumahnya. Melengkapi kegiatan, dilaksanakan pula pembersihan lingkungan desa agar desa terasa lebih bersih dan sehat.
Hubungan sosial kemasyarakatan menjadi poin penting keberhasilan mahasiswa KKN. Partispasi dalam seluruh kegiatan masyarakat pun dilakukan bersama-sama. Mulai dari acara pengajian ta’siyah, acara Mappa Pacci dalam adat bugis, acara pernikahan, pemilihan presiden 2014, serta kegiatan kemasyarakatan lainnya. Program ini berfungsi untuk menjaga silaturahmi dengan masyarakat dan untuk melatih kecerdasan emosional mahasiswa sebagai agen perubahan dan agen pelanjut.
Kelengkapan sarana dan prasarana desa turut menjadi perhatian mahasiswa KKN. Pasca perbaikan dan perluasan jalan trans Sulawesi, banyak infrastruktur desa yang mulai rusak. Mahasiswa KKN pun turut membantu dengan membuat papan nama jalan, papan nama dasawisma, papan nama rumah aparat desa, batas antardusun, hingga batas antardesa. Semuanya itu tidak lepas dari partisipasi masyarakat dan kepala desa dalam hal pembuatan maupun penyediaan bahan atau material. Mahasiswa KKN membuat pula peta atau denah sosial Desa Lambopini dalam bentuk spanduk yang merupakan bagian dari kelengkapan administrasi Kantor Desa Lambopini.
Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya dan menjadi tema pelaksanaan KKN adalah kegiatan pengembangan sumber daya alam. Pelaksanaan kegiatan ini didasari atas permasalahan sumber daya alam dan cara pemanfaatannya. Jumlah pohon Kakao yang banyak terserang hama Pengerek Buah Kakao (PBK), kurangnya pemanfaatan tanaman obat, serta pemanfaatan buah kelapa yang masih minim menjadikan program pengembangan sumber daya ini menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Penyuluhan tentang penyakit Kakao bermanfaat karena dinilai menjadi solusi atas permasalahan Kakao di desa. Pembuatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dirasa cukup efektif bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang melihat tumbuhan obat tersebut tumbuh liar di pekarangan dan kebun mereka. Adapun pengembangan pengolahan sumber daya alam dikhususkan pada pengolahan kelapa karena pemanfaatannya yang masih terbatas pada konsumsi rumah tangga, pembuatan santan, dan untuk penjualan bahan koprah. Sehingga mahasiswa KKN berinisiatif mengembangkan kelapa tersebut dalam bentuk pembuatan Nata de Coco dan minyak Virgin Coconut Oil. Program ini menjadi sangat menarik bagi masyarakat. Bahkan banyak masyarakat yang meminta kepada pihak mahasiswa dan pihak Universitas Halu Oleo untuk dijadikan sebagai desa binaan agar kedua desa tersebut dapat lebih berkembang.
4.2. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja
Adapun Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja/Program Penugasan, yaitu :
1.        Adanya kerjasama antara Universitas Halu Oleo dan Pemerintah Daerah Kolaka.
2.        Penerimaan yang baik dari pihak Kecamatan Iwoimendaa, pihak Desa Wonualaku dan pihak Desa Lambopini.
3.        Adanya koordinasi dan komunikasi yang  baik antara mahasiswa KKN dengan warga Desa Wonualaku dan DesaLambopini.
4.        Keamanan dan kenyamanan yang terjaga dengan baik.
5.        Adanya keinginan dan motivasi yang dimiliki oleh tiap peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam menjalankan program kegiatan kerja.
6.        Bantuan yang dirasakan mahasiswa KKN sangat terasa, baik dari segi ide maupun bantuan tenaga dan material yang tentunya datang dari masyarakat.
Untuk mensukseskan pelaksanaan program KKN, kami melakukan pendekatan-pendekatan tertentu kepada perangkat desa dan masyarakat setempat. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain dengan selalu meluangkan waktu dalam setiap hari untuk mengunjungi rumah warga dan berkenalan langsung dengan mereka tentunya harus memberikan kesan hangat, rasa kekeluargaan, serta sikap saling menghargai sehingga kamipun dapat dianggap sebagai bagian dari keluarga.
Pendekatan yang dilakukan kepada anak-anak dan pemuda setempat dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan mereka, misalnya dengan ikut bermain futsal, bola voli, dan bentuk-bentuk kegiatan olahraga lainnya yang sudah menjadi agenda rutin mereka setiap sore hari atau mengajak mereka untuk datang berkunjung ke posko KKN dan saling bercengkrama. Berperan aktif untuk meramaikan masjid dan mengajak anak-anak untuk ikut shalat berjamaah, mengaji, berdiskusi, dan masih banyak lagi.

4.3.Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Kerja
Adapun yang menjadi Faktor Penghambat di dalam melaksanakan Kegiatan KKN  yaitu :
1.      Terbatasnya waktu pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah direncanakan.
2.      Terbatasnya sumber daya energi listrik dan sumber air bersih.
3.      Kemampuan dana yang terbatas.
4.      Kurangnya sarana transportasi di lokasi.
5.      Pelaksanaan KKN yang bertepatan dengan musim panen cengkeh.












BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
            Berdasarkan uraian penjelasan laporan akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan I di Desa Wonualakudan Desa Lambopini, Kecamatan Iwoimendaa Kabupaten Kolaka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.        Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ini kami dapat mengetahui mekanisme kerja dalam suatu instansi/lembaga dan masyarakat khususnya di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini sehingga dapat dijadikan suatu pengalaman dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2.        Pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN Reguler dapat terlaksana dengan baik berkat adanya kerjasama antara pemerintah desa, partisipasi masyarakat serta dukungan dari seluruh mahasiswa peserta KKN di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini.
3.        Semua kegiatan yang dilaksnakan mempunyai output yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu bertambahnya wawasan pengetahuan masyarakat baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan sumber daya alam.
4.2. Saran
            Saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan pelaksanaan KKN Regulerini adalah:
1.        Pembekalan yang diberikan kepada mahasiswa KKN Reguler harus dilakukan dengan maksimal, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan tidak banyak kendala yang dihadapi oleh mahasiswa peserta KKN Reguler.
2.        Berdasarkan potensi alam dan potensi masyarakat Desa Wonualaku dan Desa Lambopini, maka disarankan pada instansi terkait agar meningkatkan perhatian pada peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata di dua desa tersebut.
3.        Pihak-pihak pengelola perlu meningkatkan kualitas progran kerja untuk kegiatan KKN selanjutnya baik untuk memperjelas sasaran yang hendak dicapai guna meningkatkan kreatifitas  dan produktifitas yang mampu mewujudkan pembangunan secara intensif.
4.        Pihak universitas diharapkan mampu merespon permintaan masyarakat terutama dalam kaitannya dengan penciptaan desa binaan yang tentunya dirasakan sangat efektif bagi masyarakat untuk pengembangan desa yang lebih baik.

 Fotonya dua aja yah, supaya penasaran... :-p hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar