LAPORAN KKN (Part 2)
BAB
III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
LOKASI KKN REGULER
3.1 Potensi Masyarakat
Desa Wonualaku dan Desa Lambopini pada hakikatnya adalah
dua desa yang bersaudara karena lahir dari pemekaran desa yang sama yakni Desa
Ulu Kalo.Sehingga tidak heran jika potensi dan permasalahan di dua desa
tersebut relatif sama. Kedua desa tersebut adalah desa yang berada di pinggir Teluk Bone dan
deretan pegunungan Mekongga yang diselimuti oleh kebun kakao dan cengkeh. Daerah
ini juga merupakan perlintasan rute trans Sulawesi. Kondisi geografis yang
cukup baik tersebut dimanfaatkan oleh warga dengan bermata pencaharian sebagai
petani dan nelayan. Meskipun tidak jarang juga ada yang berprofesi sebagai
pengusaha dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kondisi
geografis dan curah hujan yang cukup baik membuat sumber daya di dua desa ini
cukup melimpah. Komoditi utama desa tersebut adalah komoditi cengkeh, kakao,
dan kelapa.Cengkeh dan kakao dijual sebagai bahan kering yang siap dijual.
Adapun kelapa dijadikan sebagai konsumsi rumah tangga, pembuatan santan,
pembuatan minyak rumah tangga, dan penjualan kering untuk bahan pembuatan
koprah. Ketiga komoditi tersebut cukup melimpah sehingga hampir seluruh daerah
di dua desa diselimuti perkebunan ketiga komoditi tersebut.
Potensi
lain yang cukup baik adalah dari segi persawahan, kelautan, dan pertambakan
warga. Sehingga tidak heran jika ratusan hektar dijadikan sebagai lahan
perkebunan warga dan lebihnya untuk pertambakan, perkebunan, perkantoran dan
perumahan warga.
3.2 Permasalahan
Suatu
daerah tentunya tidak terlepas dari hambatan dan permasalahan dalam bidang apapun, termasuk
pula Desa Wonualaku dan Desa
Lambopini. Pada bidang transportasi, masyarakat masih
kesulitan dalam pengangkutan hasil panen karena jalan usaha tani yang belum
semua terakses dengan baik. Selain itu, sarana air bersih yang sumbernya masih
minim, sarana prasarana perkantoran yang masih butuh perhatian, jumlah pengajar
dan muballigh yang masih kurang,
serta pengolahan sumber daya alam yang masih terbatas membuat pengembangan
masyarakat masih belum maksimal. Padahal dengan potensi yang cukup luar biasa
tersebut, sudah seharusnya dapat menciptakan masyarakat yang lebih maju dan
sejahtera.
3.3 Program Kerja
Adapun program kerja mahasiswa KKN di Desa Wonualaku
dan Desa Lambopini
adalah program
kerja yang disusun berdasarkan bidang keahlian mahasiswa, permasalahan yang ada
di masyarakat, serta usia dari objek atau sasaran program kerja. Hal itu
dirancang setelah melalui proses pembuatan program kerja awal dan program kerja
paten kelompok KKN Desa Wonualaku.
Adapun pelaksanaan program kerja kami
terbagi dalam :
a) Kegiatan
awal :
1. Survey
kondisi masyarakat Desa Wonualaku dan Desa Lambopini
2. Sosialisasi
dengan jama’ah Masjid Al Hidayah Desa Wonualaku dan jama’ah Masjid Babusalam
Desa Lambopini
3. Sosialisasi dengan warga di Kantor
Desa Wonualaku dan Rumah Sekretaris Desa Lambopini
4. Sosialisasi dengan siswa di SD Negeri 1
Lambopini.
b)
Kegiatan Pendidikan:
1. Mengajar di SD Negeri 1 Lambopini
2. Bimbingan
belajar (Matematika, B. Inggris, dan Komputer)
3. Konsultasi
pelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA.
4. Pelatihan gerak jalan, lomba
Pelafalan UUD 1945, dan sepak bola untuk siswa SDN 1 Lambopini.
5. Sekolah
alam di areal persawahan, tambak, dan laut.
6. Studi
Wisata di tempat penggilingan padi, pembuatan koprah dan arang, dan tempat
penyulingan minyak nilam.
7. Sharing
kurikulum 2013 bersama guru dan kepala sekolah SDN 1 Lambopini.
8. Membuat
Gerakan Siswa Menabung (GSM) untuk siswa sekolah dasar.
c)
Kegiatan Kerohanian
:
1. Pengaktifan
Taman Pendidikan Al-Qur’an Al Hidayah Desa Wonualaku dan Taman Pendidikan
Al-Qur’an Babussalam Desa Lambopini
2. Program
pembinaan umat meliputi mengisi ceramah tarwih, khutbah jum’at, Majelis Taklim
Babussalam dan menjadi imam tarwih dan jum’at.
3. Lomba
Ramadhan meliputi lomba Adzan, Shalat, Tilawah, Dzikir Asma’ul Husna, dan Tahfidz
Qur’an (menghafal surat-surat pendek).
4. Pembersihan lingkungan luar dan
dalam Mesjid Al
Hidayah Desa Wonualaku dan Masjid Babussalam Desa Lambopini
5. Infaq
Buku Iqra untuk TPQ Al Hidayah dan TPQ Babussalam
6. Pelatihan
Dzikir Asma’ul Husna untuk persiapan lomba tingkat Kecamatan Iwoimendaa.
7. Mengisi
protokol untuk ceramah Tarwih.
d)
Kegiatan Olahraga dan Kesehatan :
1.
Penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SD Negeri 1
Lambopini
2.
Mengikuti penyuluhan bersama Departemen
Kesehatan Kabupaten Kolaka tentang Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan di Desa
Lambopini.
3.
Partisipasi dalam lomba bayi sehat
Kecamatan Iwoimendaa.
4.
Partisipasi dalam turnamen tenis meja,
sepak takraw, sepak bola, dan bola voly serta turut aktif dalam kepanitiannya.
5.
Pastisipasi
dalam kegiatan olahraga pagi dan sore.
6.
Pelatihan gerak jalan ibu-ibu PKK Desa
Wonualaku dan Desa Lambopini
7.
Pelatihan senam SRIBU (Senam Ria
Indonesia Baru) dan senam otak.
8.
Pelatihan sepak bola untuk SDN 1
Lambopini untuk persiapan turnamen sepak bola antar SD se-Kecamatan Iwoimendaa.
e)
Kegiatan Sosial
dan Kemasyarakatan :
1.
Pembuatan batas antardesa, batas
antardusun, papan nama rumah aparat desa, dan papan nama jalan untuk Desa
Wonualaku dan Desa Lambopini.
2.
Pembuatan denah Desa Lambopini.
3.
Pembuatan selempang permanen PKK Desa
Lambopini.
4.
Membantu pembuatan panggung seni 17
Agustus.
5.
Bakti sosial
6.
Mengisi acara untuk kegiatan
kemasyarakatan, seperti Ta’siyah, Mappa
Pacci, Pernikahan, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
7.
Membantu dalam pelaksanaan Pemilihan
Presiden 2014.
f)
Kegiatan Pengembangan
Sumber Daya Alam :
1.
Pelatihan
pembuatan Nata de coco.
2.
Pelatihan
pembuatan minyak Virgin Coconut Oil
(VCO).
3.
Pelatihan
pembuatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan pembuatan kebun
percontohan TOGA.
4.
Penyuluhan penyakit Kakao dan
penanganannya serta penanganan Kakao pascapanen.
BAB IV
PELAKSANAAN
DAN KEGIATAN PROGRAM
4.1. Deskripsi
Pelaksanaan Program Kerja
Pelaksanaan program kerja KKN Reguler
di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini terklaster dalam beberapa jenis kegiatan,
yaitu: kegiatan awal, kegiatan pendidikan, kegiatan kerohanian, kegiatan
olahraga dan kesehatan, kegiatan sosial dan kemasyarakatan, dan kegiatan
pengembangan sumber daya alam. Sebelum melaksanakan kegiatan inti, mahasiswa
melakukan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat setempat dengan berbagai
cara, antara lain dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, diskusi
bersama pengurus masjid dan aparat desa, sosialisasi ke SDN 1 Lambopini, dan
sosialisasi kepada seluruh warga di Kantor Desa Wonualaku dan Posko KKN Desa
Lambopini.
Kegiatan kerohanian adalah kegiatan
pertama yang menjadi priorotas karena bertepatan dengan momentum bulan suci
Ramadhan. Setelah melalui diskusi bersama pengurus masjid, program pembinaan
umat pun dimulai di hari pertama pelaksanaan KKN dan secara rutin menjadi
program kerohanian. Kegiatan kerohanian di bulan Ramadhan meliputi: mengisi
ceramah tarwih dan imam tarwih, mengisi Tausiyah Majelis Taklim Babussalam,
berpartisipasi dalam Majelis Taklim Al Hidayah, protokoler ramadhan,
Pengaktifan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an, lomba ramadhan (Adzan, Shalat,
Tilawah, Dzikir Asmaul Husna, dan Hafalan Surat-Surat Pendek) dan diskusi
keagamaan bersama jama’ah masjid. Pasca bulan Ramadhan, program keagamaan
dilanjutkan dengan Khutbah Jum’at dan Imam Jum’at di Masjid Fastabiqul Khairat
Desa Lambopini. Kegiatan kerohanian ini sangat diapresiasi oleh masyarakat
mengingat Desa Wonualaku maupun Desa Lambopini memiliki masyarakat yang
religius namun suplai muballigh yang
masih kurang. Sehingga kehadiran mahasiswa KKN dirasakan menjadi pencerahan
baru bagi dua desa tersebut.
Kegiatan
rutinitas yang juga sangat penting adalah kegiatan pendidikan. Meskipun
sasarannya adalah seluruh siswa SD, SMP, SMA di lingkungan desa, namun siswa
SD-lah yang paling mendapatkan perhatian paling serius. Hal ini dikarenakan
jumlah siswa SD di dua desa tersebut cukup banyak dan dari dua desa tersebut
juga hanya terdapat sebuah sekolah yakni SDN 1 Lambopini. Kegiatan ini pun
tidak hanya berfokus pada mahasiswa keguruan saja, tetapi juga dibantu oleh
seluruh mahasiswa KKN lainnya.
Kegiatan
pendidikan yang rutin dilakukan adalah bimbingan belajar dan mengajar di SDN 1
Lambopini dengan memperkenalkan kurikulum terbaru yakni kurikulum 2013.
Menghadapi peringatan 17 Agustus, mahasiswa KKN turut aktif dalam pelatihan
lomba 17 Agustus diantaranya: Lomba Dzikir Asmaul Husna, Lomba Pelafalan UUD
1945, Lomba Gerak Jalan Indah, dan Lomba Sepak Bola tingkat Kecamatan
Iwoimendaa. Kurangnya jumlah guru membuat sekolah berharap besar pada
partisipasi mahasiswa KKN untuk melatih secara maksimal. Sebelum perpisahan
dengan siswa SDN 1 Lambopini, kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Sehat dan
Bersih dilaksanakan sebagai upaya menngkatkan kebersihan dan kesehatan anak.
Seluruh aktivitas tersebut sangat dirasakan manfaatnya baik oleh guru, kepala
sekolah, orang tua siswa, terlebih lagi pada siswa-siswi SDN 1 Lambopini.
Pada
tingkat masyarakat usia remaja, mahasiswa KKN memanfaatkan momentum kegiatan 17
Agustus untuk menggali bakat remaja-remaja desa tersebut. Mulai dari pelatihan
gerak jalan hingga partisipasi dalam berbagai pertandingan yang ada seperti:
sepak bola, tenis meja, badminton, bola voly, sepak takraw, dan berbagai even
olahraga lainnya. Pengembangan ini dilakukan dengan pelatihan, olahraga bersama
dan mengikuti pertandingan sebagai sebuah tim dari desa.
Kegiatan
kesehatan juga sangat vital di dua desa ini. Jumlah MCK di rumah-rumah warga
yang masih minim mengakibatkan rawannya penyakit diare di daerah ini. Dari dua
desa, sekitar 70 KK belum memiliki jamban sendiri. Oleh karenanya, mahasiswa
pun turut berpartisipasi dalam penyuluhan Air Bersih dan Sanitasi lingkungan
oleh Departemen Kesehatan Kabupaten Kolaka. Kegiatan tersebut bukanlah bersifat
bantuan, tetapi sebatas penjelasan dan motivasi agar masyarakat mau membuat
jamban sendiri di rumahnya. Melengkapi kegiatan, dilaksanakan pula pembersihan
lingkungan desa agar desa terasa lebih bersih dan sehat.
Hubungan
sosial kemasyarakatan menjadi poin penting keberhasilan mahasiswa KKN.
Partispasi dalam seluruh kegiatan masyarakat pun dilakukan bersama-sama. Mulai
dari acara pengajian ta’siyah, acara Mappa
Pacci dalam adat bugis, acara pernikahan, pemilihan presiden 2014, serta
kegiatan kemasyarakatan lainnya. Program ini berfungsi untuk menjaga
silaturahmi dengan masyarakat dan untuk melatih kecerdasan emosional mahasiswa
sebagai agen perubahan dan agen pelanjut.
Kelengkapan
sarana dan prasarana desa turut menjadi perhatian mahasiswa KKN. Pasca
perbaikan dan perluasan jalan trans Sulawesi, banyak infrastruktur desa yang
mulai rusak. Mahasiswa KKN pun turut membantu dengan membuat papan nama jalan,
papan nama dasawisma, papan nama rumah aparat desa, batas antardusun, hingga
batas antardesa. Semuanya itu tidak lepas dari partisipasi masyarakat dan
kepala desa dalam hal pembuatan maupun penyediaan bahan atau material.
Mahasiswa KKN membuat pula peta atau denah sosial Desa Lambopini dalam bentuk
spanduk yang merupakan bagian dari kelengkapan administrasi Kantor Desa
Lambopini.
Kegiatan
lain yang tidak kalah pentingnya dan menjadi tema pelaksanaan KKN adalah kegiatan
pengembangan sumber daya alam. Pelaksanaan kegiatan ini didasari atas
permasalahan sumber daya alam dan cara pemanfaatannya. Jumlah pohon Kakao yang
banyak terserang hama Pengerek Buah Kakao (PBK), kurangnya pemanfaatan tanaman
obat, serta pemanfaatan buah kelapa yang masih minim menjadikan program
pengembangan sumber daya ini menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Penyuluhan
tentang penyakit Kakao bermanfaat karena dinilai menjadi solusi atas
permasalahan Kakao di desa. Pembuatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dirasa cukup
efektif bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang melihat tumbuhan obat
tersebut tumbuh liar di pekarangan dan kebun mereka. Adapun pengembangan
pengolahan sumber daya alam dikhususkan pada pengolahan kelapa karena pemanfaatannya
yang masih terbatas pada konsumsi rumah tangga, pembuatan santan, dan untuk
penjualan bahan koprah. Sehingga mahasiswa KKN berinisiatif mengembangkan
kelapa tersebut dalam bentuk pembuatan Nata de Coco dan minyak Virgin Coconut
Oil. Program ini menjadi sangat menarik bagi masyarakat. Bahkan banyak
masyarakat yang meminta kepada pihak mahasiswa dan pihak Universitas Halu Oleo
untuk dijadikan sebagai desa binaan agar kedua desa tersebut dapat lebih
berkembang.
4.2.
Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja
Adapun Faktor Pendukung
Pelaksanaan Program Kerja/Program Penugasan, yaitu :
1.
Adanya kerjasama antara Universitas Halu
Oleo dan Pemerintah Daerah Kolaka.
2.
Penerimaan yang baik dari pihak
Kecamatan Iwoimendaa,
pihak Desa Wonualaku dan pihak Desa Lambopini.
3.
Adanya koordinasi dan komunikasi
yang baik antara mahasiswa KKN dengan
warga Desa Wonualaku dan DesaLambopini.
4.
Keamanan dan kenyamanan yang terjaga
dengan baik.
5.
Adanya keinginan dan motivasi yang
dimiliki oleh tiap peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam menjalankan program
kegiatan kerja.
6.
Bantuan yang dirasakan mahasiswa KKN
sangat terasa, baik dari segi ide maupun bantuan tenaga dan material yang
tentunya datang dari masyarakat.
Untuk mensukseskan
pelaksanaan program KKN, kami melakukan pendekatan-pendekatan tertentu kepada
perangkat desa dan masyarakat setempat. Pendekatan-pendekatan tersebut antara
lain dengan selalu meluangkan waktu dalam setiap hari untuk mengunjungi rumah
warga dan berkenalan langsung dengan mereka tentunya harus memberikan kesan
hangat, rasa kekeluargaan, serta sikap saling menghargai sehingga kamipun dapat
dianggap sebagai bagian dari keluarga.
Pendekatan yang
dilakukan kepada anak-anak dan pemuda setempat dengan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan mereka, misalnya dengan ikut bermain futsal, bola voli, dan
bentuk-bentuk kegiatan olahraga lainnya yang sudah menjadi agenda rutin mereka
setiap sore hari atau mengajak mereka untuk datang berkunjung ke posko KKN dan
saling bercengkrama. Berperan aktif untuk meramaikan masjid dan mengajak
anak-anak untuk ikut shalat berjamaah, mengaji, berdiskusi, dan masih banyak
lagi.
4.3.Faktor Penghambat Pelaksanaan
Program Kerja
Adapun
yang menjadi Faktor Penghambat di dalam melaksanakan Kegiatan KKN yaitu :
1.
Terbatasnya waktu pelaksanaan program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah direncanakan.
2.
Terbatasnya sumber daya energi listrik
dan sumber air bersih.
3.
Kemampuan dana yang terbatas.
4.
Kurangnya sarana transportasi di lokasi.
5.
Pelaksanaan KKN yang bertepatan dengan
musim panen cengkeh.
BAB
V
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian penjelasan laporan akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan I di Desa Wonualakudan Desa Lambopini, Kecamatan Iwoimendaa Kabupaten Kolaka,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ini kami dapat
mengetahui mekanisme kerja dalam suatu instansi/lembaga dan masyarakat
khususnya di Desa Wonualaku dan Desa Lambopini sehingga dapat dijadikan suatu
pengalaman dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2.
Pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN Reguler
dapat terlaksana dengan baik berkat adanya kerjasama antara pemerintah desa,
partisipasi masyarakat serta dukungan dari seluruh mahasiswa peserta KKN di Desa
Wonualaku dan Desa Lambopini.
3.
Semua kegiatan yang dilaksnakan
mempunyai output yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu bertambahnya wawasan
pengetahuan masyarakat baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan
pengembangan sumber daya alam.
4.2.
Saran
Saran yang dapat
disampaikan sehubungan dengan pelaksanaan KKN Regulerini adalah:
1.
Pembekalan yang diberikan kepada
mahasiswa KKN Reguler harus dilakukan dengan maksimal, sehingga dalam
pelaksanaan di lapangan tidak banyak kendala yang dihadapi oleh mahasiswa
peserta KKN Reguler.
2.
Berdasarkan potensi alam dan potensi
masyarakat Desa Wonualaku dan Desa Lambopini, maka disarankan pada instansi terkait
agar meningkatkan perhatian pada peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya
di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata di dua desa
tersebut.
3.
Pihak-pihak pengelola perlu meningkatkan
kualitas progran kerja untuk kegiatan KKN selanjutnya baik untuk memperjelas
sasaran yang hendak dicapai guna meningkatkan kreatifitas dan produktifitas yang mampu mewujudkan
pembangunan secara intensif.
4.
Pihak universitas diharapkan mampu
merespon permintaan masyarakat terutama dalam kaitannya dengan penciptaan desa
binaan yang tentunya dirasakan sangat efektif bagi masyarakat untuk
pengembangan desa yang lebih baik.
Fotonya dua aja yah, supaya penasaran... :-p hehehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar